Sabtu, 31 Maret 2018

Menanti Drama Lain ala Iwan Setiawan di Liga 1 2018

Jakarta - Tak mudah untuk jadi pelatih sepak bola buat tim yang berlaga dalam sebuah kompetisi. Apalagi jika kompetisi tersebut berada di strata atau kasta teratas. Termasuk di Indonesia.

Seorang pelatih dituntut untuk membawa timnya meraih target yang diinginkan manajemen klub. Sesuai dengan kodratnya, ia sudah pasti akan berurusan dengan tetek bengek yang menyangkut tim dan pemain. Tambahan lagi, terkadang tekanan juga datang dari suporter yang menuntut tim bisa tampil bagus, selalu menang, dan tentu saja berprestasi. Bukti sahih beratnya tugas pelatih bisa dilihat pada kompetisi Liga 1 2018 yang digelar di Indonesia. Sebelum kompetisi resmi diputar, bahkan sudah ada dua orang pelatih yang terpental dari kursinya. Pelatih pertama adalah Gomes de Oliveira (Madura United). Pelatih PSIS Semarang, Subangkit, kemudian menyusul jejak Gomes.
Saat kompetisi mulai, pelatih yang dipecat bertambah lagi. Baru satu kali mendampingi tim dalam pertandingan, Iwan Setiawan harus lengser karena dipecat dari kursi pelatih Pusamania Borneo FC. Manajemen klub yang mengontrak pelatih memang memiliki hak dan kuasa untuk menentukan nasib sang juru taktik. Namun terkadang kasus pemecatan bisa dipicu oleh hal-hal yang unik. Bahkan terkadang hasil kerja yang pernah dibuat oleh pelatih pada tim asuhannya seperti tak dianggap dan tak bisa menjadi faktor yang bisa menyelamatkan si pelatih.
Gomes dan Subangkit mungkin bisa jadi contoh bagaimana pahitnya keputusan pemecatan yang mereka alami. Apalagi jika merujuk pada apa yang sudah mereka bangun buat tim masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar